Matematika itu "bahasa" yang gak biasa!
Matematika yang saya anggap sebagai perantara komunikasi antara alam ini dengan manusia telah berhasil mencipatkan banyak maha karya yang ada dimuka bumi ini.
Dari yang sederhana, bagaimana seorang tukang bangunan menaksir panjang kayu menggunakan bilangan matematika, hingga karya-karya mutahir lainnya seperti kendaraan, seperti mobil, motor, pesawat hingga roket.
Mengapa saya katakan komunikasi? Buat kalian yang penasaran, jadi gini, memang komunikasi itu ya seperti halnya manusia berbicara satu sama lain.
Satu orang berbicara maka yang lainnya mendengarkan kemudian menjawab atau membalas ucapan orang tersebut. Nah dengan matematika kita juga bisa, namun tentunya balasannya tidak berupa ucapan seperti pada percakapan manusia.
Coba bayangin kita ingin melempar suatu bola kasti, semakin besar upaya yang kita keluarkan maka dengan mengabaikan faktor yang lain alias dalam kondisi ideal maka semakin jauh pula bola tersebut mendarat.
Besar atau kecilnya upaya yang kita lakukan itu dapat dinyatakan dalam angka, bukan lagi dalam bentuk seperti "kuat", "sedang", dan "lemah".
Kemudian jauh, sedang, atau dekatnya bola mendarat pun dinyatakan ke dalam angka. Sudah terlihat kan, bagaimana matematika bisa memberikan informasi dengan alam secara lebih rinci.
Jika dalam bahasa sehari-hari kita hanya terbatas pada kategori kuat-lemah, jauh-dekat, dan sejenisnya, dengan matematika kita punya banyak sekali bahkan tak terhitung!
Matematika pembawa perdamaian
Kebenaran di dalam matematika itu didasari oleh logika, logika yang kita gunakan sehari-hari merupakan landasan berpikir manusia. Serta pengambilan keputusan untuk bertindak saya anggap sebagai suatu kebenaran yang disepakati oleh seluruh umat manusia.
Tidak ada melibatkan perasaan, tidak ada melibatkan opini atau pendapat (seperti tulisan ini), tidak ada intervensi dalam menentukan jawaban, dan lainnya.
Perpecahan yang ada di dunia ini saya rasa diawali oleh adanya perbedaan pendapat atau bisa juga perbedaan paham antar umat manusia.
Bagaimana bisa matematika dapat menghasilkan konvensi, hasil yang berbeda antar umat manusia, sehingga timbul perbedaan pendapat?
Tanpa adanya keterlibatan amarah ataupun emosi, sulit sekali untuk matematika secara sendirinya menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.
Semua orang belomba-lomba untuk mencari jawaban yang mutlak, yakni jawaban yang didasari oleh logika umat manusia.
Siapa yang tidak sepakat bahwa 1+1=2? Siapa yang tidak sepakat bahwa y=x merupakan persamaan linear? Tentu semua setuju akan hal itu.
Disiplin ilmu ini tidak salah, hanya saja perkembangan pemikiran manusia yang telah membawa kemajuan membuat hal-hal terdahulu diimprovisasikan. Seperti halnya konstanta pi pada lingkaran yang nilainya telah berubah-ubah dari abad ke abad.
Buat yang tertarik belajar matematika
Bagi kalian yang tertarik belajar disiplin ilmu ini sangat dipersilahkan sekali untuk mengakses materi-materi matematika yang ada di website ini secara cuma-cuma.
Cakupannya sejatinya tidak terbatas pada jenjang SMA dan SMP saja, buat kalian yang udah lebih dari itupun tak ada salahnya untuk belajar kembali dasar dari ilmu ini.
Buat yang penasaran langsung aja.
Materi Matematika SMP dan SMA
Apabila kerucut dipotong, akan terdapat empat kemungkinan bentuk kurva, yaitu lingkaran, elips, parabola, dan hiperbola.
Masalah sistem persamaan linear mampu diselesaikan menggunakan konsep determinan matriks melalui metode Cramer.
Dengan menggunakan metode kofaktor, mampu dihitung determinan matriks ukuran berapapun, 4x4, 5x5, bahkan hingga NxN.
Logaritma itu intinya sederhana, jika diketahui hasil pangkat dari suatu bilangan, maka ingin diketahui berapa pangkatnya.
Cara menghitung invers matriks ukuran sembarang, bisa itu 2x2, 3x3, hingga NxN menggunakan metode eliminasi Gauss.
Estimasi data dari perilaku sebuah sistem menggunakan metode least square dibantu konsep aljabar linear berupa matriks.