Pengenalan Bencana dan Struktur Bumi Yang Tediri Dari Beberapa Lapisan
Penulis: Lintang ErlanggaTeman-teman sekalian pernah kan mengggali tanah saat lagi bercocok tanaman? Kalian suka penasaran gak sih, kalau digali terus-menerus, kita tuh bakal ketemu apa sih?
Di sini kita akan belajar mengetahui bagaimana struktur lapisan bumi. Nanti bisa terjawab tuh pertanyaan sebelumnya, apakah kita akan tetap menemui tanah, atau mungkin bakal ketemu sebuah kehidupan lainnya (jangan serius).
Oke, supaya ada gambaran tentang materi ini, saya kasih informasi awal dulu, jadi bumi itu bentuknya bulat, itu yang pertama. Lalu terdapat lapisan-lapisan penyusunnya, dan ini yang kita pelajari sekarang.
Daftar Isi
Lapisan Kerak Bumi
Kita semua menjalani hidup berada di bagian ini, yaitu kerak bumi. Lapisan ini merupakan bagian paling luar, kalau kita pernah lihat foto dari luar angkasa, yang nampak itu adalah lapisan ini.
Secara letak dan komposisinya, lapisan ini dibedakkan menjadi dua jenis, yang pertama adalah kerak benua dan kerak samudra.
Lapisan kerak ini mempunyai ketebalan yang paling tipis di antara lapisan lainnya, yaitu sekitar 20 - 70 km untuk kerak yang berada di bawah tanah (kerak benua). Bahkan, untuk yang di bawah permukaan laut hanya sekitar 5 - 10 km (kerak samudra). Ketebalannya, udah kayak jarak dari rumah ke sekolah ya.
Kerak Samudra
Kerak yang satu ini letaknya tepat berada di bawah dasar laut. Material penyusunnya terdiri dari bebatuan basal. Batu yang mempunyai warna gelap (keabu-abuan) ini merupakan hasil pembekuan magma.
Kerak Benua
Kalau yang satu ini, ya sesuai namanya kalian pasti sudah tahu kan kalau letaknya pasti berada di bawah tanah di mana kita berpijak. Bahan atau material penyusunnya mayoritasnya adalah batu granit. Jenis batu tersebut juga sama seperti basal yang merupakan hasil pembekuan magma. Yang membedakan keduanya yaitu bagaimana proses pendingan serta bahan kimia penyusunnya (yaitu silikon).
Lapisan Mantel Terluar
Setelah kerak bumi, ada lapisan yang diberi nama mantel. Letaknya tepat berada di bawah kerak bumi, dan ada yang unik di bagian ini. Bagian ini tidak sepenuhnya merupakan benda yang padat. Tapi lebih mirip ke sebuah cairan yang kental.
Banyak bebatuan yang muncul di kerak bumi akibat dari bebatuan panas yang dicairkan, lalu ketika sampai di permukaan bumi mereka mendingin.
Nah coba teman-teman perhatikan kembali penjelasan sebelumnya, tadi disebutkan bahwa bahannya mirip seperti cairan. Mengingat cairan bisa bergerak, dan kerak bumi ditopang oleh lapisan ini, artinya dapat terjadi pergerakkan pada kerak bumi. Proses tersebut dinamakan sebagai lempeng tektonik.
Dari segi ketebalan, mantel terluar mempunyai ukuran sebesar 350 km. Suhu di lapisan ini gak main-main, reratanya yaitu sekitar ~1400 derajat Celcius (gokil). Dengan suhu yang tinggi tersebut, makanya benda-benda yang berada di dalamnya umunya seperti sebuah cairan yang kental.
Ada pula penggolongan lapisan ini menjadi 2 jenis, yaitu astenosfer dan litosfer.
Litosfer
Meskipun mayoritasnya terdiri dari sebuah "cairan" panas, sebagian kecil dari mantel juga terdiri dari bebatuan padat yang bernama peridotit. Bebatuan tersebut terdiri mineral bernama olivine.
Bobot batu yang lebih berat ketimbang banyak bebatuan yang kita temukan di permukaan bumi, menjadikan batu ini numpuk di bawah kerak bumi.
Astenosfer
Bagian yang umumnya terdiri dari silikon dan magnesium ini bentuknya cukup sulit ditentukan. Mengapa begitu? Jadi gini, makin ke dalam maka suhunya dan tekanan yang ada itu makin besar. Akibatnya bebatuan akan sering mengalami perubahan karena meleleh akibat temperatur yang sangat tinggi.
Lapisan Mantel Terdalam
Ini bener-bener unik, makin ke dalam itu kan suhunya makin tinggi, tapi anehnya, justru lapisan ini mempunyai kepadatan yang lebh ketimbang bagian terluarnya.
Di antara kalian tahu kan fenomena yang namanya gunung meletus? Di sini kalian bakal tahu bagaimana sih lava dari dalam bumi bisa kedorong.
Ada proses yang bernama konveksi panas, dan proses itu memberikan gaya dalam bentuk ledakan akibat mendidihnya bebatuan dan mineral. Sederhananya gini, kalian pernah kan ngerebus air, misal lagi masak mie. Kalau air mendidih terlihat bagaimana ada letupan-letupan air, kurang lebih seperti itu.
Massa dan volume bumi mayoritas disumbang oleh mantel yang satu ini, yaitu sekitar 70% untuk massa, dan 50% untuk ukurannya. Dengan temperatur sekitar ~ 2000 derajat Celcius, dan ketebalan sekitar 2500 km.
Material penyusunnya, yaitu perovskite, jarang sekali ditemukan di kerak bumi (meskipun ada). Perovskite ini terdiri dari:
- Magnesium
- Silikon
- Oksigen
Inti Terluar
Pernah dengar bahwa bumi bisa menghasilkan medan magnetnya sendiri? Nah medan magnet tersebut muncul dari dalam inti (terluar) bumi.
Dengan bahan penyusunnya berupa logam yang meleleh dan terus bergerak, mengakibatkan munculnya medan tersebut. Selain membantu orang jaman dulu untuk kepentingan navigasi, medan magnet ini juga melindungi kita dari hal-hal berbahaya yang salah satunya adalah angin surya.
Angin yang bisa memberikan radiasi yang berbahaya ini di antaranya terdiri dari partikel listrik. Dan dengan adanya medan listrik yang dihasilkan bumi, dapat melindungi kita dari paparan tersebut.
Secara geometri, ukuran ketebalannya yaitu sekitar 2200 km, yang menjadikannya sebagai salah satu lapisan paling tebal (setelah mantel teradlam).
Suhu di dalamnya yakni sekitar 2200 derajat Celcius. Dan sampai saat ini belum ada sampel dari material yang ada di lapisan ini.
Inti Terdalam
Ini dia bagian utama dari bumi, yang mempunyai temperatur paling tinggi di antara yang lainnya, yakni sekitar 5000 derajat Celcius. Tebalnya sendiri mencapai 1200 km.
Uniknya, meskipun dengan suhu setinggi itu, wujud dari inti bumi terdalam merupakan sebuah bola besi pejal. Apabila di antara kalian ada yang bingung, kenapa bentuknya padat ya? Jadi gini, ada hubungan antara panas dan tekanan. Semakin tinggi panasnya, makan akan semakin besar pula tekanan yang dirasakan. Saking besarnya itu tekanan sehingga partikel-partikel penyusun inti ini gak bisa gerak lagi.
Apakah ada hal lainnya di dalam inti ini? Tidak ada, pokoknya ini udah yang paling inti seinti-intinya.
Nah ngomong-ngomong di antara teman-teman ada yang terpintas gak sih, dari mana energi panas tersebut muncul?
Jadi begini bro, panas yang ada di dalam inti ini sudah ada sejak terbentuknya bumi sekitar miliaran tahun yang lalu. Dan faktanya, suhu terus menerus turun, dan pada akhirnya isi semua lapisannya akan padat.
Tidak ada yang namanya atmosfer, lalu medan magnet akan hilang. Dampaknya? Tentu banyak radiasi di luar angkasa sana akan membahayai kehidupan di bumi.
Bencana di Bumi
Bencana alam yang muncul di bumi seperti gempa dan gunung meletus bukan muncul tanpa ada sebab, hal tersebut terjadi karena ada aktivitas di dalam lapisan bumi yang telah kita pelajari sebelumnya.
Gempa Bumi
Kalian bakal paham dengan mudah bagaimana gempa bisa muncul karena udah mempelajari tentang struktur bumi. Ingat lagi bahwa kerak bumi itu seolah-olah lagi mengambang di atas sebuah cairan, yang berarti ada suatu pergerakan.
Dalam pergerakannya itu, terkadang muncul gesekkan yang menyebabkan ada perbedaan kondisi, ada yang terkunci dan ada juga yang masih berjalan. Bagian lempeng yang masih bergerak memberikan tekanan yang kuat Dari situlah muncul yang namanya gempa tektonik.
Terdapat tiga kondisi yang mungkin, bisa itu tarik-menarik yang disebut patahan normal, dorong-mendorong atau patahan dorong, dan bergeser secara horisontal atau patahan mendatar.
Kalau pertama kali liat patahan normal dan dorong mungkin rasanya tidak ada persamaan, namun sejatinya berbeda. Perbedaan utamanya yaitu berada di gaya yang diterima oleh lempeng. Dari arahnya pun berbeda, jika salah satu lempeng bergeser ke atas pada patahan normal, maka sebaliknya pada patahan dorong.
Selain itu, getaran yang kita rasakan ini bisa juga muncul akibat aktivitas gunung meletus. Magma di dalam gunung berapi bergerak dan memberikan tekanan hingga bebatuan retak dan dari situ memberikan efek berupa getaran.
Gunung Meletus
Fenomena ini muncul akibat aktivitas dari lapisan mantel terdalam. Benda yang dikeluarkan yaitu berupa abu dan uap. Munculnya konveksi panas seperti yang telah dijelaskan sebelumnya merupakan penyebab adanya dorongan pada bebatuan menuju permukaan bumi.
Sebagai tambahan, padahal tadi udah jelas banget disebutin bahwa sampai saat ini belum ada cara langsung untuk mengukur ataupun meniliti bagian dalam bumi. Lalu bagaimana para ilmuwan mengetahuinya?
Ada ilmu yang namanya seismologi. Jadi yang dimanfaatkan oleh ilmuwan dalam mengetahui semua ini yaitu menggunakan getaran seismik, yakni getaran yang muncul pada kerak bumi. Mereka memperhatikan mulai dari kecepatan hingga pola yang ditimbulkan.
Gejala alam seperti gunung meletus juga membantu mereka untuk menemukan informasi-informasi tersebut.