Laboratorium itu Bernama Pemikiran
Ibnu Riski - May 16th, 2021
Beberapa tahun yang lalu saya sempat tertarik untuk mempelajari tentang salah satu bagian penting dalam tubuh manusia, yaitu otak dan juga pemikiran. Otak memang manjadi salah satu benda paling misterius yang ada di tubuh manusia hingga sekarang para ilmuan juga masih terus menyelidikinya.
Bayangkan saja dengan hanya benda seberat 2,7 kilogram tersebut, manusia bisa menciptakan hal-hal yang begitu berguna bagi kehidupan manusia, mulai dar yang bisa ditemui dalam kehidupan kita sehari-hari hingga segala sesuatu yang sifatnya lebih besar misalnya seperti roket dan juga teknologi mutakhir lainnya.
Disisi lain saya juga sering bertanya-tanya, kenapa yah manusia itu memiliki kapasitas otak dan juga kemampuan yang berbeda-beda. Ada yang memang sejak lahir sudah dibekali dengan kemampuan fisik yang luar biasa dan bisa mempelajari berbagai hal dengan lancar. Tapi, di sisi lain ada juga yang terlahir dalam kondisi kurang beruntung.
Kurang beruntung di sini maksudnya mereka yang sejak kecil lahir dalam kondisi yang berbeda dengan teman sebayanya, misalnya karena memiliki gizi yang kurang memadai saat masa kecilnya membuat harus bekerja dengan ekstra keras. Belum lagi ditambah dengan keterbatasan-keterbatasan lainnya. Misalnnya seorang balita yang mengalami kondisi stunting tentu akan sulit untuk belajar dan juga berkembang dikemudian hari nanti.
Selain itu, kenapa sih kita bisa belajar hal baru dengan begitu cepat tapi disisi lain kita juga kadang harus melupakan ilmu-ilmu yang sebelumnya sudah kita pelajari sebelumnya. Misalnya nih, awalnya kamu bisa benget gitu ngebahas tentang teorema trigonometri plus menjawab soal-soal yang berkaitan dengan itu. Tapi, kok tiba-tiba setelah berhari-hari malah lupa yah. Karena mesti belajar hal yang baru yang ngga berkaitan sama bidang tersebut.
Lalu bagaimana seserang bisa belajar dan bagaimana tahapannya, berikut ulasannya
Daftar Isi
Tiga Tahapan Penting Dalam Belajar
Bagi beberapa orang biasanya saat mendengar kata belajar bawaanya langsung males aja gitu hehe. Bisa jadi karena yang selama ini dialami di sekolah merupakan hal yang membosankan dan juga membuat beberapa orang jenuh. Belum lagi cara belajar yang kurang tepat sama diri individu itu sendiri mendorong seseorang agar enggan untuk belajar sesuatu hal baru.
Selain itu masalah lain yang biasanya ada yaitu kemampuan dalam menyerap informasi yang diberikan oleh guru yang terkadang kurang optimal. Salah satunya adalah metode menghafal rumus. Memang ada waktunya kita menghafal tapi kalo misal semua persamaan dan juga materi yang ada harus dihafal bisa jadi malah kebanyakan dan membuat kita menjadi lupa bukan?
Maka dari itu penting untuk memahami bagaimana kita belajar. Karena dengan pendekatan yang tepat maka kita akan lebih optimal dalam menjalani proses belajar tersebut. Kali ini saya akan membaginya menjadi 3 tahap yaitu dimulai dari belajar hal baru, kemudian mengulang-ulang apa yang sudah dipelajari serta terakhir melupakan konsep-konsep dan juga ilmu yang udah usang sama ngga relevan lagi.
1. Belajar Hal Baru (Learn)
Bagi beberapa dari kita mempelajari hal baru tentu sangat menyenangkan bukan. Misalnya belajar tentang desain grafis, meskipun memang terkadang sering menemui kesulitan plus tidak ada di kurikulum sekolah ataupun dibangku perkuliahan, tentu belajar hal baru bisa menjadi nilai plus bagi seseorang.
Begitupun saat disekolah, setiap siswa yang baru pertama kali diperkenalkan tentang topik baru oleh gurunya bisa jadi akan memiliki respon yang beragam. Mulai dari ada yang sangat antusias dalam bertanya, tapi ada juga yang tidak tertarik dengan apa yang sedang dijelaskan oleh sang guru.
Jika pengalaman baru yang ia dapatkan kurang berkesan, maka otak cenderung tidak akan menyimpan memorinya dengan kuat, selain itu motivasi kedepan dalam belajarnya pun akan semakin berkurang. Misalnya dalam belajar begitu banyak siswa dan siswi di Indonesia (berdasarkan pengalaman saya) tidak ingin mempelajari matematika lagi. Karena di kelas siswa hanya belajar hafalan saja, membahas soal saja, tanpa dibarengi dengan pemahaman tentang berapa pentingnya memahami ilmu yang sedang dipelajari.
Sederhananya beberapa siswa ngga tau aja gitu, selama ini mereka tuh belajar buat apa. Kira-kira kedepannya bakal kepake ngga itu ilmu. Maka dari itu penting untuk membuat pengalaman belajar pertama menjadi lebih menyenangkan. Misalnya dengan memahami tipe belajar siswa maupun belajar dengan cara yang lebih efektif.
2. Mempelajari Apa yang Sudah Dipelajari (Relearn)
Salah satu permasalahan yang biasanya sering muncul pada saat siswa belajar adalah lupa. Ya, kadang kita tuh udah belajar di kelas, terus ngerti. Eh, pas udah nyampe kost atau rumah malah lupa. Ngga jarang kondisi ini bisa bikin temen-temen jadi males lagi buat buka pelajaran yang udah kita pelajari.
Sebenernya ada banyak banget manfaat yang bisa didapet dari mengulang-ulang apa yang udah kita pelajari di kelas atau dimanapun berada. Dengan kita mengulag-ulang apa yang udah dipelajarin bisa ngebantu terbentuknya proses mielinisasi di otak. Itulah yang membuat seseorang menjadi lebih memahami apa yang sudah dipelajari.
Mungkin buat temen-temen yang bingung gimana cara mengulang materi yang udah dipelajari di sekolah. Bisa menggunakan berbagai cara yang lebih kreatif. Misalnya dengan cara berdiskusi dengan temen sekelas, membuat mind map atau catatan yang berwarna, atau juga bisa belajar di berbagai media misalnya saat ingin mengulanng tentang topik trigonometri bisa mencoba dengan cara yang berbeda di sini.
3. Melupakan Apa yang Memang Sudah Harus Dilupakan (Unlearn)
Pernah ngga diantara temen-temen yang lagi baca tulisan ini punya pengalaman buruk di masa lalu. Atau misal mempercayai suatu informasi atau ilmu tapi ternyata seiring berjalannya waktu menyadari bahwa apa yang selama ini kita percayai itu keliru.
Sebagai contoh dulu saya pernah percaya kalo misal golongan darah itu bisa mempengaruhi kepribadian (sifat) manusia. Misalnya, seseorang yang golongan darahnya A itu adalah orang yang rajin dan juga tekun sementara seseorang yang memiliki golongan darah B itu memiliki kepribadian yang berbeda.
Lambat laun saat saya mulai belajar hal baru terus menerus dan juga mengkritisi apa yang sudah saya pelajari. Saya pun sadar kalo ternyata apa yang selama ini saya yakini itu keliru. Golongan darah seseorang sama sekali tidak mempengaruhi sifat seseorang.
Bayangin aja kalo misal ada orang yang lahir dengan golongan darah B. Terus dia percaya kalo golongan darah B itu adalah seseorang yang pemalas. Bisa jadi, sepanjang hidup orang tersebut bakalan males buat belajar. Karena ia sudah menyakini kalo dia adalah seorang yang pemalas. Buat yang golongan darahnya B jangan baper yah cuma pemisalan aja ini mah.
Terkadang Kita Tuh Ngga Sadar Kalo Sebenernya Kita Sedang Belajar
Pernah ngga temen-temen bermain game? Pasti pernah bukan. Misalnya yang lagi ngetren sekarang itu game Mobile Legend, nah pas awal-awal maen kan kita belum tau nih cara pake suatu hero tertentu. Misalnya kalo hero kesukaan saya itu Freya, nah biar tau peran saya sebagai fighter dalam sebuah tim.
Karena saya sudah paham peran saya maka saya pun belajar untuk lebih mengenal hero tersebut. Dari mulai bagaimana cara memainkannya sampe kombinasi jurus-jurus yang biasa dipake. Jangan sampe misal kita sebagai fighter karena ngga tau perannya jadi gabis kerjasama dengan orang lain. Bahkan yang terburuk malah membenani tim
Terlepas dari ketiga hal di atas, saya di sini juga berharap buat temen-temen yang lagi baca artikel ini untuk tetap mengkritisi dan juga mempertanyakan apa yang saya sampaikan. Seiring berjalannya waktu dan juga berkembangnya ilmu pengetahuan bisa jadi pemikiran seseorang akan berubah. Terutama saat ia sudah lebih mengenal dirinya sendiri.
Mengetahui apa kelebihannya, apa kekurangannya dan juga peran yang ia miliki didalam suatu komunitas. Terutama bagi mereka yang mendedikasikan diri untuk terus menjadi seorang pembelajar sepanjang hayatnya. Okai gess mungkin cukup segitu aja dulu ya sedikit tulisan ringan dari saya. Ambil aja yang baik kalo ada yang bisa dikoreksi kita bisa sama-sama diskusi kolom komentar.
Gue ibnu dari ISENG sampe jumpa di tulisan gue berikutnya.